• Sep 12, 2021
• kuryokalangan
• BERITA

Pembangunan desa yang terimplikasi pada pemberdayaan masyarakat di desa berbasis komunitas adalah program dari pemerintah pusat dalam pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat keluarga agar tercukupi. Selain itu program ketahanan pangan yang  sudah ada sejak  2010 ini juga di harapkan mampu mencegah stunting pada daerah-daerah rawan pangan yang sudah terpetakan oleh pemerintah. Di desa Kuryokalangan terdapat sebuah komunitas yaitu KWT (Kelompok Tani Wanita) Makmur. Kegiatan KWT Makmur memiliki konsep dalam pelaksanaan program. Kegiatan nyata yang dilakukan yaitu berupa pelatihan pembuatan tempe, pembuatan susu kedelai, pemanfaatan lahan pekarangan dengan memberi beberapa bibit tanaman kepada anggota KWT Makmur dan lain sebagainya. Adapun konsep dari KWT ini meliputi kemandirian, partisipasi, jaringan kerja hingga pemerataan. Selain itu pemberdayaan sendiri memiliki konsep berkelanjutan, konsep kegiatan didasari pada penguatan sosial, kepercayaan, patuh aturan dan jaringan. Tidak sampai disitu saja akan tetapi juga disambut partisipasi masyarakat yang aktif, komunikatif serta di landasi sikap saling percaya dengan tujuan mengubah kesejahteraan masyarakat. Jadi memang benar adanya konsep yang jelas dan terstruktur memudahkan para warga masyarakat dalam melaksanakan program dengan baik. Observasi yang dilakukan Mahasiswa KKN-IK 2021 IAIN Kudus desa Kuryokalangan bertempat di kediaman Bapak Dikin selaku koordinator KWT Makmur. Pelatihan yang dilakukan yaitu pembuatan sawut singkong instant. Prosesnya meliputi pengupasan singkong, pencucian, kemudian singkong disawut atau diserut. Setelah proses itu selesai, maka singkong tersebut direndam menggunakan bumbu yang telah disediakan. Perendaman tersebut dilakukan untuk membunuh kuman serta mengawetkan sawut singkong. Kemudian di jemur selama dua hari di bawah terik sinar matahari dan siap dikemasi. Begitulah tahapan yang dilakukan dalam pembuatan sawut singkong instant.